Sabtu, 19 Juni 2010

Neoplatonisme

Neoplatonisme dapat dipandang sebagai usaha terakhir roh Yunani untuk menentang agama Kristen yang sedang tumbuh. Neoplatonisme sesuai namanya merupakan pembaharuan ajaran Plato dengan memperkayanya dan disesuaikan dengan kebutuhan zaman.

Dualisme Plato adalah hal yang ditekankan dalam Neoplatonisme. Maksudnya untuk menekankan bahwa “yang ilahi” menjadi asas segala “yang ada” dan menjadi asal bersama dari segala sesuatu, baik yang dapat diamati maupun tidak, serta menjadi tujuan terakhir segala sesuatu yang ada.

Ammonius Sakkas dari Alexandria adalah pencipta Neoplatonisme, tetapi ia tidak terkenal seperti Plotinus. Plotinus adalah seseorang yang mengklaim mendapat ajaran langsung dari Ammonius Sakkas. Ia juga yang memberi pendasaran pada aliran Neoplatonisme. Inilah yang membuatnya lebih populer.

Ada beberapa ajaran Plotinus yang merupakan tambahan terhadap ajaran plato, yaitu sebagai berikut:
  1. Menjadikan filsafat Plato yang antroposentris yang bersifat pada manusia menjadi filsafat yang teosentris yang berpusat kepada “Yang ilahi”.
  2. Penambahan roh (nous) pada substansi dalam manusia. Roh diperlakukan sebagai sarana untuk memberikan rasionalitas kepada jiwa. Roh sebagai jembatan dalam mendapatkan pengetahuan yang lebih dari pengetahuan tentang benda-benda, yaitu idea. Dengan kata lain, roh merupakan hal utama dalam hubungan antara manusia dan Yang ilahi.

Filsuf aliran Neoplatonisme yang diketahui adalah Porphyry, Lamblichus Chalcidensis, Proclus Lycaeus, Julian (Penguasa Romawi tahun 361-363), Simplicius, dan Gemistus Pletho.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar