Asal Nama Epikurisme
Nama Epikurisme berasal dari tokoh aliran yaitu EPIKUROS (341-270). Filsafat EPIKUROS hanya diarahkan pada satu tujuan, yaitu: memberi kebahagiaan kepada manusia. Jadi yang diutamakan etika, adapun yang menjadi dasar etika ini logika dan fisikanya.
Nama Epikurisme berasal dari tokoh aliran yaitu EPIKUROS (341-270). Filsafat EPIKUROS hanya diarahkan pada satu tujuan, yaitu: memberi kebahagiaan kepada manusia. Jadi yang diutamakan etika, adapun yang menjadi dasar etika ini logika dan fisikanya.
Logika dan fisika.
Ajarannya tentang logika dan fisikanya adalah sebagai berikut: Sumber pengetahuan – menurut EPIKUROS – ialah pengalaman: pengalaman berkali-kali dapat mengakibatkan pengertian. Pengertian ini dapat membawa orang pada pengetahuan tentang dasar sedalam-dalamnya dan tersembunyi. Adapun dasar sedalam-dalamnya bagi semua hal itu dinamainya atom. Atom ini terlalu kecil dan tak tercapai oleh indera. Karena geraknya maka terjadilah bermacam-macam benda di dunia ini sekali-kali tak ada hubunganny dengan dewa-dewa.
Jiwa manusia itupun benda juga, tetapi halus. itulah sebabnya maka manusia dapat mencapai pengertian, karena jiwa menerima sinar dari benda lainnya semacam dengan dia. Jiwa tak mungkin tanpa badan, daripada itu tak mungkin ada hidup sesudah badan itu tak ada
Etika
EPIKUROS hendak memberi kebahagiaan yang berupa ketenangan (ataraxia). Manusia hidupnya tidak tenang, karena terganggu oleh takut akan tiga hal, yaitu takut akan marah dewa, takut akan mati serta takut akan nasib.
Takut ini sama sekali tak perlu, tak usalah kita takut. (Jika kita tak takut akan tiga hal itu tentulah kita tenang!).
Maka utarakanlah apa sebabnya kita tak usah takut: Kita tak usah takut akan marah dewa. Segala sesuatunya didunia ini terjadi karena gerak atom, bukanlah karna dewa. Jika sekiranya dewa itu ada, maka mereka hidup didunianya sendiri dan berusaha untuk tenang serta berbahagia juga. Jika sekiranya mereka itu harus marah karena tingkah laku manusia. Alangkah celaka hidup dewa-dewa itu karna harus selalu maran-marah saja!
Terhadap matipun manusia tak usah takut. Jiwa kita itupun dapat dan akan mati, sebab tanpa badani, tak mungkin ada jiwa. Habis hidup ini tak ada lanjutan hidup manusia.
Jadi maut itu malahan melepaskan manusia dari sakit dan sengsara. Lagi pula selama kita masih hidup tak adalah maut,jika maut datang, tak adalah kita!
Kepada nasibpun kita tak usah takut. Segala kejadian di dunia itu ditentukan oleh gerak atom. Bagaimana usaha kita, kita tak dapat mengubahnya. Dengan demikian tak adalah alasan sedikitpun untuk takut.
Segala nafsu dan cenderung manusia itu terarahkan pada kebahagiaan. Itu tidak berarti bahwa segala nafsu diikuti saja, sebab nafsulah yang mengakibatkan kesengsaraan. Maka dari itu haruslah nafsu itu diatur. Mengatur nafsu itulah kebijaksanaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar